Dalam dunia pesantren, santri dikenal sebagai pribadi yang tekun menuntut ilmu agama, mendalami kitab-kitab kuning, dan menjalani kehidupan sederhana dalam lingkungan yang disiplin. Namun di balik aktivitas ilmiah dan spiritual itu, ada satu hal penting yang tidak boleh dilupakan: peran santri dalam menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Kemanusiaan bukan sekadar nilai umum. Dalam Islam, ia adalah prinsip dasar. Menjaga nyawa, membantu sesama, menghormati hak orang lain, dan melawan kezaliman merupakan bagian dari ajaran agama yang sangat ditekankan.
- Nilai Kemanusiaan dalam Ajaran Islam
Islam mengajarkan bahwa seluruh manusia memiliki hak yang sama untuk dihormati dan dilindungi. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:“Barang siapa membunuh satu jiwa, seolah-olah dia telah membunuh seluruh manusia. Dan barang siapa menyelamatkan satu jiwa, seolah-olah dia telah menyelamatkan seluruh manusia.” (QS. Al-Maidah: 32)
Santri yang menekuni ilmu-ilmu agama tentu memahami bahwa membela kemanusiaan adalah bagian dari ibadah.
- Kitab Kuning Mengajarkan Kepedulian Sosial
Kitab-kitab yang dipelajari di pesantren—seperti Ta’lim Muta’allim, Ihya Ulumuddin, hingga Adabul ‘Alim wal Muta’allim—bukan hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menanamkan adab, empati, dan tanggung jawab sosial. Santri tidak hanya dituntut menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara moral.Dalam banyak pengajian, para ulama sering menekankan pentingnya sikap kasih sayang terhadap sesama, terutama mereka yang lemah, miskin, atau sedang tertindas.
- Aksi Sosial: Bukti Nyata Ilmu yang Hidup
Menjunjung nilai kemanusiaan tidak berhenti di dalam kelas. Santri bisa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial, seperti:Membantu korban bencana alam
Berpartisipasi dalam bakti sosial
Menggalang dana untuk Palestina dan daerah konflik lainnya
Menjadi relawan di lingkungan sekitar
Dengan aksi nyata seperti ini, santri menunjukkan bahwa ilmu yang dipelajari bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat.
- Santri Sebagai Penyampai Nilai Keadilan
Santri juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat. Melalui ceramah, tulisan, media sosial, dan kegiatan dakwah lainnya, santri bisa menyuarakan pentingnya perdamaian, keadilan, dan empati antar sesama manusia.Santri harus menjadi teladan dalam menolak kekerasan, ujaran kebencian, dan diskriminasi, serta menjadi penyejuk dalam situasi konflik.
- Menjadi Santri yang Peduli dan Responsif
Dalam kondisi dunia saat ini, seperti konflik kemanusiaan di Palestina, Rohingya, Sudan, atau bahkan di sekitar kita sendiri, santri dituntut untuk tidak tinggal diam. Kepedulian terhadap penderitaan sesama harus menjadi bagian dari karakter santri.Dengan kemampuan berpikir kritis dan nilai-nilai agama yang kuat, santri bisa menjadi bagian dari solusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan beradab.