Lisanmu Cerminan Hatimu

Renungan54 Dilihat

Lisanmu adalah kekuatan yang luar biasa.

Lisan, ucapan adalah satu anugrah terbesar dari Allah SWT. Ia adalah alat untuk menyampaikan cinta, menabur kebaikan dan membangun jembatan persaudaraan. Namun, jika tidak dijaga ia bisa menjadi pedang yang melukai, duri yang menyakiti, dan racun yang merusak. Kita tahu, mungkin terkadang kata-kata kasar dan joro terucap begitu saja, seolah tanpa makna. Mungkin pula sumpah serapahterasa ringan dilidah padahal ia membawa beban yang berat.

Tahukah kamu, mengapa kita begitu peduli untuk menjaga lisan? Karena lisan adalah cerminan  dari hatimu. Hati yang bersih, akan memancarkan kata-kata yang indah, Hti yang tenang, akan mengeluarkan ucapan yang meneduhkan. Sebaliknya, hati yang gelisah dan kotor, seringkali termanifestasi dalam ucapan yang kasar dan buruk.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap ucapan memiliki nilai dan konsekuensi. Lisan bukan sekadar alat bicara, tetapi ia adalah cerminan dari apa yang ada di dalam hati. Bila hati bersih, ucapan kita pun akan menenangkan dan membawa kebaikan. Sebaliknya, jika hati dipenuhi amarah, iri, dengki, dan kebencian, maka lisan akan mudah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, kasar, dan menimbulkan perpecahan.

Saudara-saudaraku,
Kita sering kali meremehkan ucapan. Padahal, satu kalimat saja bisa menjadi sebab seseorang bahagia, dan satu kalimat pula bisa menyebabkan seseorang terluka seumur hidup. Betapa banyak persahabatan yang hancur karena ucapan yang tidak dijaga. Betapa banyak keluarga yang retak karena lidah yang tajam. Bahkan dalam agama, satu kalimat yang buruk dapat menyeret seseorang kepada dosa besar.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan sebagaimana kita menjaga perbuatan. Sebelum berbicara, tanyakan kepada diri sendiri:

  • Apakah yang akan saya katakan benar adanya?

  • Apakah bermanfaat bagi orang lain?

  • Apakah tidak menyakiti perasaan?

  • Apakah Allah ridha dengan ucapan ini?

Jika jawabannya ragu atau tidak, lebih baik kita memilih diam. Diam bukan berarti lemah, tetapi menunjukkan kebijaksanaan dan kehati-hatian.

Hati dan lisan memiliki hubungan yang sangat erat. Lisan hanyalah “pengeras suara” dari isi hati. Maka bila kita ingin ucapan kita baik, mulailah dengan membersihkan hati. Hati yang tenang akan menghasilkan ucapan yang menenangkan. Hati yang penuh kasih akan memancarkan kata-kata yang lembut dan penuh nasihat. Sebaliknya, hati yang kotor akan memancarkan ucapan yang menyakiti.

Mari kita jadikan lisan kita sebagai alat untuk menyebarkan kebaikan. Gunakan lisan untuk memberi semangat kepada teman, menasihati dengan lembut, menyapa dengan ramah, dan berzikir mengingat Allah. Karena setiap kata yang baik akan menjadi pahala dan cahaya di akhirat kelak.

Semoga mulai hari ini, kita semua semakin berhati-hati dalam berbicara. Jagalah lisan, perbaikilah hati, dan sebarkanlah kebaikan melalui ucapan kita. Ingatlah selalu, lisanmu adalah cerminan hatimu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *