KISAH TELADAN

Abdurrahman Bin Auf Dan Abu Dzar Al-Ghifari

Renungan14 Dilihat

Abdurrahman Bin Auf

Abdurrahman bin Auf memiliki watak yang dinamis, dan ini dampak menonjol ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah. Kehidupan Abdur Rahman bin Auf di Madinah, baik semasa Rasulullah Saw. maupun sesudah wafatnya, terus meningkat. Barang apa saja yang ia pegang dan ia jadikan modal perdagangan pasti menguntungkannya. Seluruh usahanya itu bertujuan untuk mencapai rida Allah Swt. semata sebagai bekal di akhirat kelak. Walaupun begitu, sama sekali tidak meninggalkan kesederhanaan, suka memberi, dan rendah hati.

Abu Dzar Al-Ghifari

Beliau sangat dikenal sebagai tokoh yang sangat mengasihi dan menyayangi kepada kaum dhuafa. Kepedulian terhadap golongan fakir ini bahkan menjadi sikap hidup dan kepribadian Abu Dzar. Sudah menjadi kebiasaan penduduk Ghiffar pada masa jahiliyah merampok kafilah yang lewat. Abu Dzar sendiri, ketika belum masuk Islam, kerap kali merampok orang-rang kaya. Namun hasilnya dibagi-bagikan kepada kaum dhuafa.

Kebiasaan itu berhenti begitu menyatakan diri masuk agama terakhir ini. Prinsip hidup sederhana dan peduli terhadap kaum miskin itu tetap ia pegang di tempat barunya, di Syria. Namun di tempat baru ini, ia menyaksikan gubernur Mu’awiyah hidup bermewah mewah. Ia malahan memusatkan kekuasaannya dengan bantuan kelas yang mendapat hak istimewa, dan dengan itu mereka telah menumpuk harta secara besar-besaran. Ajaran egaliter Abu Dzar membangkitkan massa melawan penguasa dan kaum borjuis itu. Keteguhan prinsipnya itu membuat Abu Dzar sebagai ‘duri dalam daging’ bagi penguasa setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *