“seperti angin yang berlalu tanpa suara, cinta pun hadir tanpa paksaan yang nyata. Ia mengalir dalam do’a, menetap dalam asa, tanpa perlu ada ikatan yang terpenjara”
“biarkan ia melangkah kemana saja, sebab cinta sejati tak memaksa, hanya berpegang pada takdir yang telah tertulis di atas sana”
“ia berjalan dengan langkah yang penuh percaya, meniti harapan tanpa menoleh pada siapa-siapa”
“sementara itu, kau tetap menjaga, memastikan hati tak terjebak dalam lara. ingin berada di sisinya, namun kau sadar ada batas yang tak boleh sirna. ada janji yang belum tiba, ada waktu yang harus lebih dulu menyapa
“di sekeliling, cinta bersemi dalam banyak cerita, dua hati bertaut dalam restu yang menghangatkan jiwa. namun kau memilih tetap dalam kesabaran yang tak hampa, sebab kau tahu yang ditakdirkan takkan pergi begitu saja”
”tidak semua yang dicinta harus segera ada, sebab ada yang tumbuh perlahan hingga akhirnya tiba”
“maka biarkan ia menempuh jalannya, tanpa beban, tanpa resah yang kau cipta. jika memang untukmu, ia akan kembali tanpa diminta, sebab cinta yang berdiam dalam ketulusan tak akan pudar oleh jarak yang terbuka”
“cinta akan bertemu dengan waktunya, dibawah langit yang menyatukan dua jiwa yang telah lama percaya”