Penulis: Rahma Dewita

Pernah tidak, kau merasa dunia berjalan terlalu cepat, sementara kamu masih berdiri

Salahkah aku jika aku mengaku umatmu, ya Rasulullah sedang sholawatku jarang ibadahku

Ada harapan yang tumbuh indah, namun saat Allah memilih mematahkannya, yang tersisa

bayangkan dirimu menulis diatas pasir basah, mengukir kata dengan hati, baris demi

Ada saat dimana kau hanya bisa berdiam dalam pasrah, bukan karena menyerah,

“seperti angin yang berlalu tanpa suara, cinta pun hadir tanpa paksaan yang

” Pernahkah kau merasa menjadi nahkoda, namun layarmu enggan bersua angin dari

  Ada rindu yang tak tahu hendak kemana, seperti angin yang berputar