ATH-THO’AH
Tho’ah/ketaatan/kepatuhan tidak sekedar perintah bagi orang beriman. Lebih dari itu ia juga sebagai pengukur kualitas hamba di hadapan Rabb-Nya.
Lihatlah kualitas iblis setelah abai dan tidak tho’ah dengan perintah Allah agar sujud hormat kepada Adam sebagaimana yang termaktun dalam surat Albaqarah ayat 34. Ia akhirnya menjadi mal’un atau dikutuk.
Tha’ah ini mrobiemang ringan diucapkan tapi berat dilaksanakan. Apalagi ketika momennya tidak menyenangkan dan dalam kondisi sulit.
Padahal makna tha’ah seperti yang dikemukakan oleh kyai Hasan itu tak tanggung-tanggung. Beliau mengatakan, ” Tha’ah/Taat itu adalah melaksanakan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan mudah maupun sulit, saat bersemangat, maupun malas.”
Perhatikan kata kuncinya :
1. Laksanakan dan realisasikan
2. Serta merta. Tidak menunggu nanti, esok, dan sebagainya
3. Dalam kondisi tidak hanya mudah bAAtahkan sulit
4. Tidak hanya saat semangat, tapi juga saat malas.
Totalitas dalam ketaatan itu berat, kita akan menemukan sebagian orang yang memilih tho’ah jika membawa keuntungan pribadi, sekalipun terkadang bertentangan dengan aturan, dan disaat lain ia enggan untuk tho’ah jika dipandang tak menguntungkan. Di sini beratnya.
Oleh karena tha’ah ini berat, maka ganjarannya juga besar di sisi Allah. Lihat surat annisa’ ayat 13 dan 69, annur ayat 52, al-ahzab ayat 71, dan Al-Fath ayat 17.