Menjadi ibu adalah bekerja bukan demi angka, tapi berkarya demi jiwa…
Bagiku yang terlalu istimewa bukan sekedar panggilan, ibu adalah jabtan tertinggi yang Allah amanahkan pada ku. Tak ada SK yang menandatanganinya, tak ada gaji bulanan yang mengalir, tak ada cuti resmi yang bisa ku pinta. Tapi di pundakku ada titipan-Nya, nyawa kecil yang kelak menjadi penerus doa dan amanat.
Setiap pagi tangan yang letih ini tetap sigap menghidangkan sarapan. Suara kecil yang memanggil “bu..” adalah panggilan suci yang tak pernah bisa ku tunda. Senyum mereka adalah pahala yang memnghapus lelah, dan pelukkan mereka adalah dzikir yang menenangankan jiwa.
Mari belajar bahwa menjadi ibu berarti siap berjaga di malam hari, bukan hanya menenangkan tangis, tapi juga untuk berdoa lirih dihadapan Allah, memohon agar anak-anak tumbuh dalam lindungan iman dan akhlak yang indah. Disini, tak ada promosi jabatan, tapi ada kenaikan derajat di sisi-Nya setiap kali aku sadar, ikhlas, dan tulis menjalani amanah ini.
Dunia boleh memanggilku karyawan, pemimpin, atau apapun yang hebat. Tapi dirumah aku hanyalah Ibu- dan dari semua gelar yang pernah ada, jabatan ini lah yang paling agung, palin melelahkan sekaligus membahagiakan.
Menjadi ibu bukan hanya sekedar membesarkan tubuh anak, tapi menumbuhkan jiwanya. Bukan sekedar mengasuh tapi menuntun pada jalan-Nya. Sebab ketika jabatanku adalah ibu, aku bekerja bukan demi angka tapi berkarya demi jiwa-jiwa yang kelak menjadi amal jariyah yang terus mengalir, bahkan saat aku telah tiada. “byRofiurclay”