Sepasang Sandal Jepit

Renungan21 Dilihat

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang ayah yang bekerja sebagai tukang becak. Namanya Pak Ali. Ia membesarkan anak semata wayangnya, Radit, seorang diri setelah istrinya meninggal dunia saat Radit masih bayi.

Setiap hari Pak Ali mengayuh becaknya dari pagi hingga malam demi membiayai sekolah Radit. Meski hidup sederhana, ia selalu memastikan anaknya tidak kekurangan kasih sayang dan pendidikan.

Suatu hari, Radit yang sudah duduk di bangku SMA merasa malu dengan penampilan ayahnya. Pak Ali selalu mengenakan baju lusuh dan sandal jepit yang sudah hampir putus. Ketika menjemput Radit di sekolah, teman-temannya sering mengejek.

“Itu ayah kamu? Tukang becak?” tawa teman-teman Radit.

Radit mulai bersikap dingin pada ayahnya. Ia menolak dijemput dan menyuruh ayahnya menunggu di ujung gang agar tak terlihat oleh teman-temannya. Pak Ali tidak mengeluh, ia hanya tersenyum meski hatinya perih.

Suatu malam, Radit pulang dengan wajah marah. Ia baru saja diejek habis-habisan karena sandal jepit ayahnya yang sudah reyot.

“Ayah, kenapa sih nggak beli sandal baru? Malu tahu, teman-temanku semua lihat!”

Pak Ali terdiam, lalu menjawab lirih:

“Maafkan Ayah, Nak. Uang yang ada Ayah tabung untuk bayar uang sekolahmu bulan depan. Ayah bisa menahan sakitnya kaki, tapi Ayah tak mau melihat kamu putus sekolah.”

Malam itu, Radit menangis dalam diam. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar melihat betapa besar pengorbanan ayahnya. Keesokan harinya, ia menjemput ayahnya di pangkalan becak, membawa sepasang sandal baru dan memeluk ayahnya di depan semua orang.

“Ayah… maafkan aku. Aku bangga punya ayah seperti Ayah.”


dari kisah singkat ini dapat kita tarik sebuah pesan, bahwa :

Kasih orang tua itu tidak bersyarat, mereka rela berkorban tanpa mengeluh. Terkadang kita baru menyadari cinta sejati itu setelah semuanya terlambat. Jangan tunggu sampai waktu tak bisa kembali. Hargailah orang tuamu, sekarang juga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *